Grid Computing.
Pengertian dari Grid Computing itu sendiri adalah sebuah sistem
komputasi terdistribusi, yang memungkinkan seluruh sumber daya (resource) dalam
jaringan, seperti pemrosesan, bandwidth jaringan, dan kapasitas media
penyimpan, membentuk sebuah sistem tunggal secara vitual. Seperti halnya
pengguna internet yang mengakses berbagai situs web dan menggunakan berbagai
protokol seakan-akan dalam sebuah sistem yang berdiri sendiri, maka pengguna
aplikasi Grid computing seolah-olah akan menggunakan sebuah virtual komputer
dengan kapasitas pemrosesan data yang sangat besar.
Ide awal
komputasi grid dimulai dengan adanya distributed computing, yaitu mempelajari
penggunaan komputer terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau
terdistribusi. Sistem terdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan
sistem terpusat. Kemudian berkembang lagi menjadi parallel computing yang
merupakan teknik komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa
komputer secara bersamaan.
Grid
computing menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan yang mudah dari mana
saja. Globus Toolkit adalah sekumpulan perangkat lunak dan pustaka pembuatan
lingkungan komputasi grid yang bersifat open-source. Dengan adanya lingkungan
komputasi grid ini diharapkan mempermudah dan mengoptimalkan eksekusi
program-program yang menggunakan pustaka paralel. Dan Indonesia sudah
menggunakan sistem Grid dan diberi nama InGrid (Inherent Grid). Sistem
komputasi grid mulai beroperasi pada bulam Maret 2007 dan terus dikembangkan
sampai saat ini. InGrid ini menghubungkan beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta
yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa instansi pemerintahan seperti
Badan Meteorologi dan Geofisika.
Beberapa konsep dasar dari grid computing :
1. Sumber daya
dikelola dan dikendalikan secara lokal.
2. Sumber daya
berbeda dapat mempunyai kebijakan dan mekanisme berbeda, mencakup.Sumber daya
komputasi dikelola oleh sistem batch berbeda, Sistem storage berbeda pada node
berbeda, Kebijakan berbeda dipercayakan kepada user yang sama pada sumber daya berbeda pada Grid.
3. Sifat alami
dinamis: Sumber daya dan pengguna dapat sering berubah
4. Lingkungan
kolaboratif bagi e-community (komunitas elektronik, di internet)
5. Tiga hal yang
di-,sharing dalam sebuah sistem grid, antara lain : Resource, Network dan
Proses. Kegunaan / layanan dari sistem grid sendiri adalah untuk melakukan high
throughput computing dibidang penelitian, ataupun proses komputasi lain yang
memerlukan banyak resource komputer.
Cara Kerja Grid Computing
Menurut tulisan singkat oleh Ian Foster ada check-list yang
dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahwa suatu sistem melakukan komputasi
grid yaitu :
1. Sistem tersebut
melakukan koordinasi terhadap sumberdaya komputasi yang tidak berada dibawah
suatu kendali terpusat. Seandainya sumber daya yang digunakan berada dalam satu
cakupan domain administratif, maka komputasi tersebut belum dapat dikatakan
komputasi grid.
2. Sistem tersebut
menggunakan standard dan protokol yang bersifat terbuka (tidak terpaut pada
suatu implementasi atau produk tertentu). Komputasi grid disusun dari
kesepakatan-kesepakatan terhadap masalah yang fundamental, dibutuhkan untuk
mewujudkan komputasi bersama dalam skala besar. Kesepakatan dan standar yang
dibutuhkan adalah dalam bidang autentikasi, otorisasi, pencarian sumberdaya,
dan akses terhadap sumber daya.
3. Sistem tersebut
berusaha untuk mencapai kualitas layanan yang canggih, (nontrivial quality of
service) yang jauh diatas kualitas layanan komponen individu dari komputasi
grid tersebut.
Elemen-Elemen dalam Komputasi Grid
Penerapan
teknologi grid computing atau komputasi grid pada kalangan yang membutuhkan,
wajib memiliki elemen-elemen tertentu. Secara garis besar, 3 elemen pokok dari
infrastuktur grid adalah:
1. hardware/sumber
daya;
2. software;
dan
3. brainware
(orang yang memelihara dan memakai komputasi grid).
Hardware dalam
komputasi grid mencakup perangkat penyimpanan, prosesor, memori, jaringan, dan
software yang di desain untuk mengelola hardware ini, misalnya database,
manajemen penyimpan, manajemen sistem, server aplikasi, dan sistem operasi.
Hardware pada grid komputing di atur secara lokal, dan hardware yang berbeda
memiliki kebijakan dan cara kerja yang berbeda. Hardware dan user grid komputing
sering bersifat dinamis tergantung penerapan grid tersebut.
Software
merupakan suatu perangkat yang menghubungkan semua middleware-nya. Middleware
itu sendiri adalah bagian dari software, yaitu lapisan sofware yang terletak
antara sistem operasi dan aplikasi yang berfungsi sebagai penghubung komunikasi
antar-objek dari sistem yang berbeda. Unsur-unsur dasar suatu middleware adalah
keamanan (security), pengaturan sumber daya (resource management), pengaturan
data (data management), dan layanan informasi (information services). Contoh
beberapa middleware adalah Globus Toolkit, Gridbus, Microsoft’s COM/DCOM,
Unicore, dan masih banyak contoh-contoh middleware lainnya.
Brainware
dalam komputasi grid hanya meliputi pemelihara dan pemakai grid. Dahulu grid
computing cenderung hanya di pakai oleh para ilmuan untuk kepentingan ilmiah.
Pada saat itu memang ekspose terbesar lebih banyak pada proyek-proyek sains,
seperti riset genetika, fisika dan yang paling terkenal adalah proyek SETI (
Search for Extra Terrestrial Intelligence ) atau riset pencari kehidupan di
luar bumi. Hal ini memunculkan persepsi bahwa teknologi komputasi grid ini
sulit di terima di kalangan non-ilmuan, terutama di kalangan bisnis. Namun,
sekarang penerapan komputasi grid telah merambah penggunaanya bukan hanya pada
proyek sains saja. Bahkan baru-baru ini, teknologi grid computing telah di
kenalkan pada dunia enterpreneur dan mendapat banyak respon positif. Orang yang
memelihara dan menggunakan teknologi grid computing ini, berdasarkan penelitian
penggunaannya akan meluas pada:
• jaringan penelitian publik bagi para peneliti dan ilmuan;
• layanan (service), artinya grid computing tidak lagi hanya
bersifat komputasional;
• berbagai institusi keuangan, seperti perbankan;
• Service Oriented Architecture (SOA), yaitu enkapsulasi
sekumpulan aplikasi sebagai interface tunggal yang dapat di rekonfigurasi.
Kelebihan dan Kekurangan Grid Computing
Penggunaan Grid Computing System untuk perusahaan-perusahaan
akan banyak memberikan manfaat, baik manfaat secara langsung maupun tidak
langsung. Beberapa manfaat tersebut antara lain :
1. Grid computing menjanjikan peningkatan utilitas, dan
fleksibilitas yang lebih besar untuk sumberdaya infrastruktur, aplikasi dan
informasi. Dan juga menjanjikan peningkatan produktivitas kerja perusahaan.
2. Grid computing bisa memberi penghematan uang, baik dari
sisi investasi modal maupun operating cost–nya.
Dan beberapa hambatan yang dialami oleh masyarakat Indonesia
dalam mengaplikasikan teknologi grid computing adalah sebagai berikut :
1. Manajemen institusi yang terlalu birokratis menyebabkan
mereka enggan untuk merelakan fasilitas yang dimiliki untuk digunakan secara
bersama agar mendapatkan manfaat yan lebih besar bagi masyarakat luas.
2. Masih sedikitnya Sumber Daya Manusia yang kompeten dalam
mengelola grid computing. Contonhya kurangnya pengetahuan yang mencukupi bagi
teknisi IT maupun user non teknisi mengenai manfaat dari grid computing itu
sendiri.
0 komentar:
Post a Comment